Diplomasi Peredam Peperangan Israel-Hamas Jadi Sentimen Baik IHSG, Saham SSMS hingga SSIA Menarik Dipantau

18 Oktober 2023 08:25 WIB

Penulis:Hendra Wardana

Editor:Ananda Astri Dianka

Suasana pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jum’at, 17 Juli 2020. Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatat koreksi 0,21 persen di akhir sesi pertama perdagangan Jumat 17 Juli 2020. Kekhawatiran terkait gelombang kedua penyebaran virus corona (Covid-19) dan aksi ambil untuk atau profit taking dinilai menjadi penyebab koreksi indeks. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

undefined

Pertumbuhan ekonomi China di kuartal ketiga 2023 diperkirakan melambat menjadi 4,4% dari tahun sebelumnya, menurun dari 6,3% di kuartal kedua, menurut rata-rata perkiraan 60 ekonom yang disurvei oleh Reuters. Ini adalah pertumbuhan terendah sejak kuartal pertama 2020, ketika ekonomi China terpukul oleh pandemi COVID-19.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan perlambatan ekonomi China, antara lain:
Penurunan permintaan domestik dan luar negeri, terutama dari pasar utama seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang juga mengalami perlambatan ekonomi akibat dampak pandemi.

Penurunan investasi di sektor properti, yang merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan China selama beberapa dekade terakhir. Krisis utang Evergrande, salah satu pengembang properti terbesar di China, telah menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas sistem keuangan dan dampak sosialnya.

Tekanan deflasi, yang mengindikasikan lemahnya permintaan dan meningkatnya persaingan harga. Indeks harga produsen China turun 0,9% pada September dari tahun sebelumnya, sementara indeks harga konsumen naik hanya 0,7%, jauh di bawah target pemerintah sebesar 3%.

Pelemahan mata uang yuan, yang telah mencapai level terendah dalam 16 tahun terhadap dolar AS. Hal ini menunjukkan adanya aliran modal keluar dari China, yang dapat memperburuk neraca pembayaran dan mengurangi cadangan devisa.

Selain itu, China juga harus menghadapi ketegangan geopolitik dan perdagangan dengan negara-negara lain, terutama Amerika Serikat. Hubungan antara kedua negara telah memburuk dalam beberapa tahun terakhir, karena adanya persaingan di bidang ekonomi, teknologi, militer, dan nilai-nilai. Kedua negara telah saling memberlakukan tarif impor, sanksi, dan pembatasan terhadap perusahaan dan individu yang dianggap sebagai ancaman keamanan nasional.

Oleh karena itu, China perlu melakukan reformasi yang lebih komprehensif dan inklusif untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan pertumbuhannya. China juga perlu meningkatkan kerjasama dan dialog dengan negara-negara lain untuk menciptakan lingkungan global yang lebih stabil dan kondusif bagi pembangunan bersama.

Selanjutnya, Stocknow.id memproyeksikan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada hari ini (18/10/2023) akan bergerak menguat terbatas dengan Resistance terdekatnya pada 6.970 dan Psikologis Resistance di level 7.000. Adapun saham-saham yang dapat dicermati pada hari ini sebagai Swing Trade, yaitu UNVR, SSMS, dan PGEO, sedangkan untuk Fast Trade ada SSIA.

IHSG diprediksi Menguat pada hari ini (18/10/2023) karena beberapa sentimen global dan regional yang terjadi, diantaranya yaitu, bursa regional asia yang ditutup menguat pada perdagangan kemarin (17/10/2023) seperti Nikkei 225 (+1,22%), lalu Hang Seng (+0,86%), dan ada Shanghai SSEC (+0,07%). 

Kenaikan pada bursa regional disebabkan karena adanya optimisme diplomasi yang tengah berlangsung di timur tengah yang bertujuan membantu mencegah perang israel-hamas menjadi konflik yang lebih luas. Di sisi lain, presiden Joe Biden dan Putin juga berusaha untuk meredakan ketegangan yang terjadi di sana.

Datang dari domestik, penguatan IHSG kemungkinan besar akan disokong oleh kenaikan saham-saham Top 10 Market Cap. Hal ini merujuk kepada perdagangan kemarin, di mana IHSG ditopang kenaikannya oleh saham BREN yang kembali menguat hingga Auto Reject Atas dan kemungkinan besar, melihat demand dan optimisme pelaku pasar terhadap saham ini, tidak menutup kemungkinan saham BREN akan terus melanjutkan penguatannya pada hari ini sehingga dapat menjadi daya topang terhadap kenaikan IHSG.

Dari segi teknikal, indikator MACD mulai menunjukkan adanya potensi Goldencross dari area Centreline nya dan juga dilihat dari candlestick penutupan IHSG kemarin, menujukkan kekuatan buyer terhadap kenaikan IHSG yang ditunjukkan dengan sedikit menyisakan lower shadow.

Di sisi lain, pergerakan arah candle masih berada di dalam garis support di level 6.850 dan resistance di level 7.000.

Selanjutnya, Stocknow.id merekomendasikan strategi trading pada saham-saham di bawah ini:

Kami merekomendasikan swing saham UNVR pada harga 3830, dengan TP1 di 3950, TP2 di 4050, dan SL di 3720. Selanjutnya, ada SSMS di harga 1265, dengan TP1 di 1305, TP2 di 1335, dan SL di 1230. Masih dari Swing Trade ada saham PGEO (Maintain Hold) di harga 1400, dengan TP1 di 1425, TP2 di 1490, dan SL di 1300.

Kemudian dari Fast Trade, ada saham SSIA (Maintain Hold) di harga 436, dengan TP1 di 450, TP2 di 464, dan SL di 420.