kolom
27 November 2023 09:42 WIB
Penulis:Hendra Wardana
Editor:Ananda Astri Dianka
Review Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan periode 20 - 27 November 2023 bergerak pada rentang harga 6.906 - 7.049 atau menguat sebesar +0,46% (wtd) dan ditutup pada level 7.009 atau menguat sebesar +0,08% (dtd) pada perdagangan hari jumat (27/11/2023) dibandingkan penutupan pada hari sebelumnya.
Terdapat lima sektor yang menjadi pendorong IHSG pada minggu ini, sementara enam sektor lainnya mengalami pelemahan.
Sektor Technology menjadi pendongkrak terbesar dalam penguatan level IHSG minggu ini sebesar +15,59%. Selanjutnya ada, sektor Finance dan Cyclical yang menguat masing-masing sebesar +2,67% dan +2,43%. Kemudian, pada sektor Transportation dan Property yang masing-masing melonjak sebesar +0,37% dan +0,02%.
Di sisi lain, terdapat sektor Basic Material dan Infrastructure yang menjadi pemberat dalam penguatan IHSG pada minggu lalu yang turun masing-masing sebesar -3,83% dan -2,58%. Disusul oleh sektor Healthcare dan Non-Cyclical yang turun sebesar -2,16% dan -0,64%. Serta, pada sektor Industry dan Energy yang melemah masing-masing -0,64% dan -0,15%.
Adapun, Total Volume transaksi yang diperdagangkan di bursa pada minggu lalu (20-27/11/2023) mencapai 115,4 miliar lembar saham dengan total nilai transaksi yang diperoleh sebesar Rp47,9 triliun. Dengan instrumen yang diperdagangkan, yaitu Stock, Warrant, Structured Warrant, ETFs, dan REITs.
Asing melakukan aksi beli atau Net Foreign Buy sebesar Rp1,2 Trilliun dengan saham-saham yang diakumulasi asing antara lain BBRI Rp504 M, BBNI Rp425 M, dan GOTO Rp237 M. Sementara itu, asing juga melakukan aksi distribusi pada saham-saham berikut BBCA -718 M, BREN -Rp142 M, dan UNTR -Rp62 M.
Selanjutnya saham-saham yang menjadi Top Gainers by Value pada perdagangan minggu lalu ada EDGE +92,55%, PUDP +58,88%, dan DCII +54,91%. Disisi lain, saham yang menjadi Top Losers by Value, yaitu STRK -53,03%, SMKM -30,85%, dan RONY -25,97%.
Pada perdagangan minggu ini, Sentimen yang mempengaruhi pergerakan pasar Domestik adalah Indonesia mencatat defisit neraca transaksi berjalan sebesar USD 0,86 miliar (0,2% dari PDB) pada Triwulan III tahun 2023, berbalik dari surplus USD 4,63 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan 7-day reverse repurchase rate stabil di level 6% pada pertemuan November 2023, sejalan dengan ekspektasi pasar, setelah kenaikan mengejutkan sebesar 25 bps pada pertemuan sebelumnya. Bank sentral mengatakan bahwa keputusan tersebut konsisten dengan upaya menjaga stabilitas rupiah dan memitigasi inflasi impor.
Dari sisi Regional, pada minggu ini Suku Bunga Dasar Kredit 5 tahun di Tiongkok tidak berubah pada 4,20 persen di bulan November. Suku Bunga Dasar Kredit 5Y di Tiongkok rata-rata 4,54 persen dari 2019 hingga 2023, mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 4,85 persen pada September 2019 dan rekor terendah 4,20 persen pada Juni 2023.
Kemudian, dari sentimen Global, Data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis pada minggu ini (20 - 24/11/2023) menunjukkan beberapa sinyal. Penjualan rumah yang sebelumnya dimiliki di Amerika Serikat merosot 4,1% dari bulan ke bulan ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebesar 3,79 juta unit pada Oktober 2023, level terendah sejak Agustus 2010, dan di bawah perkiraan 3,9 juta.
Selanjutnya, Pesanan baru untuk barang tahan lama yang diproduksi di Amerika Serikat anjlok 5,4% dari bulan ke bulan pada Oktober 2023, membalikkan lonjakan 4,0% yang terlihat pada bulan September dan secara signifikan melampaui ekspektasi pasar untuk penurunan 3,1%. Dan yang terakhir, Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran turun 24.000 menjadi 209.000 pada pekan yang berakhir 18 November, turun tajam dari level tertinggi tiga bulan pada pekan sebelumnya dan jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 225.000.
Proyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Kami memproyeksikan IHSG akan bergerak dengan kecenderungan menguat terbatas pada minggu depan (27/11 – 01/12/2023) dengan menguji level Resistance terdekatnya pada 7.083 dan Supportnya di level 6.922. Adapun sentimen yang mendorong penguatan IHSG pada minggu depan ada beberapa hal, yaitu estimasi GDP Amerika pada Kuartal-III diproyeksikan akan mengalami penguatan sebesar 5% yang sebelumnya pada Kuartal-II sebesar 2,1%. Peningkatan yang signifikan ini dapat menjadi sentimen positif bagi pergerakan perekonomian dan pelaku pasar.
Sentimen selanjutnya, data inflasi indonesia yang akan di rilis pada tanggal 1 Desember 2023 diproyeksikan akan naik menjadi 2,71% pada bulan November. Yang mana pada bulan sebelumnya yaitu Oktober berada pada level 2,5%. Hal ini tentu saja menjadi katalis negatif bagi perekonomian Indonesia, tetapi kenaikan inflasi adalah hal yang wajar asalkan masih terkendali.
Datang dari Regional China, Beijing berupaya mengatasi krisis properti yang telah membebani ekonominya dengan mendesak bank-bank untuk meningkatkan pembiayaan bagi para pengembang, menurut laporan media. Langkah ini bertujuan untuk menutup kesenjangan pendanaan sebesar 3,2 triliun yuan untuk menyelesaikan jutaan unit yang belum terjual di China.
Dari segi teknikal, IHSG secara Daily ditutup dengan membentuk Candle Reversal yaitu Shooting Star Candlestick yang menjadi indikasi bahwa kenaikan IHSG mengalami perlawanan yang cukup kuat dari seller sehingga candle menyisakan Upper Shadow yang cukup dalam. Tetapi, jika melihat secara Weekly, Candle IHSG mengalami penguatan dengan menyisakan Upper Shadow dan Lower Shadow yang sama tingginya, menjadi indikasi bahwa Buyer dan Seller samasama kuat.
Sementara itu, Indikator Stochastic berada pada area Overbought dan menjadi sinyal negatif bagi pergerakan IHSG.
Rekomendasi Saham Stocknow.id
Adapun Stocknow.id merekomendasikan beberapa saham dibawah ini:
Kami merekomendasikan swing saham HILL pada harga 2640, dengan TP1 di 2740, TP2 di 2800, dan SL di 2570. Kemudian masih dari Swing Trade, SGER pada harga 2110 dengan TP1 di 2180, TP2 di 2240, dan SL di 2050.
Selanjutnya dari Fast Trade, yaitu MNCN di harga 398, dengan TP1 di 412, TP2 di 424, dan SL di 386. Selanjutnya, ada BBKP pada harga 85 dengan TP1 di 89, TP2 di 91, dan SL di 84.