kolom
30 Oktober 2023 10:38 WIB
Penulis:Hendra Wardana
Editor:Ananda Astri Dianka
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan periode 23 - 27 Oktober 2023 bergerak pada rentang harga 6.781 - 6.878 atau melemah sebesar -1,32% (wtd) dan ditutup pada level 6.758 atau menguat sebesar +0,66% (dtd) pada perdagangan hari jumat (27/10/2023) dibandingkan penutupan pada hari sebelumnya. Terdapat delapan sektor yang menjadi pemberat IHSG pada minggu ini, sementara tiga sektor lainnya mengalami kenaikan.
Sektor Technology menjadi pemberat terbesar dalam pelemahan level IHSG minggu ini sebesar -3,53%. Selanjutnya ada, sektor Basic Material dan Energy yang melemah masing-masing sebesar -2,20% dan -1,59%. Diikuti sektor Infrastructure dan Property yang masing-masing melemah sebesar -0,83% dan -0,68%. Selanjutnya, sektor Cyclical dan Industry yang juga turun masing-masing sebesar -0,30% dan -0,06%. Dan yang terakhir ada sektor Finance yang juga ikut turun sebesar -0,02%.
Disisi lain, terdapat sektor Healthcare dan Non-Cyclical yang menjadi penopang dalam pelemahan IHSG pada minggu lalu (23-27/10/2023) yang naik masing-masing sebesar +1,38% dan +1,37%. Serta, pada sektor Transportation menguat sebesar +0,37%.
Adapun, Total Volume transaksi yang diperdagangkan di bursa pada minggu lalu (23-27/10/2023) mencapai 100,7 miliar lembar saham dengan total nilai transaksi yang diperoleh sebesar Rp45,3 triliun. Dengan instrumen yang diperdagangkan, yaitu Stock, Warrant, Structured Warrant, ETFs, dan REITs.
Asing melakukan aksi jual atau Net Foreign Sell sebesar Rp3,1 triliun dengan saham-saham yang didistribusi asing antara lain BBRI -Rp939 M, BBCA -Rp818 M, dan BMRI -Rp553 M. Sementara itu, asing juga melakukan aksi akumulasi pada saham-saham berikut FILM Rp157 M, INKP Rp132 M, AMMN Rp117 M.
Selanjutnya saham-saham yang menjadi Top Gainers by Value pada perdagangan minggu lalu ada CUAN +55,75%, SULI +47,14%, dan PMMP +41,73%. Disisi lain, saham yang menjadi Top Losers by Value, yaitu MARI -49,22%, RELF -33,33%, dan SRAJ -30,91%.
Pada perdagangan minggu ini, Sentimen yang mempengaruhi pergerakan pasar Domestik adalah Money supply Indonesia (M2) meningkat 0,10% menjadi 6% pada September 2023, menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan bulan sebelumnya.
Dari sisi Regional, Pada minggu ini, Laba yang diperoleh perusahaan industri China turun 9,0% YoY menjadi CNY 5.411,99 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun 2023, melambat dari penurunan 11,7% pada periode sebelumnya, di tengah tanda-tanda stabilisasi ekonomi dan berkurangnya tekanan margin.
Kemudian, dari sentimen Global, Data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis pada minggu ini (23-27/10/2023) menunjukkan beberapa sinyal yang beragam. Stok minyak mentah di AS turun 2,668 juta barel dalam pekan yang berakhir 20 Oktober 2023, menyusul penurunan 4,383 juta barel pada pekan sebelumnya, data dari Buletin Statistik Mingguan API menunjukkan.
Ekonomi AS berekspansi 4,9% secara tahunan pada kuartal ketiga tahun 2023, terbesar sejak kuartal terakhir 2021, di atas perkiraan pasar sebesar 4,3% dan ekspansi 2,1% pada Q2, perkiraan awal menunjukkan. Pengeluaran pribadi di Amerika Serikat naik 0,7% dari bulan sebelumnya pada September 2023, menyusul kenaikan 0,4% pada Agustus dan mengalahkan konsensus pasar yang memperkirakan kenaikan 0,5%.
Kami memproyeksikan IHSG akan bergerak dengan kecenderungan melemah terbatas pada minggu depan (30/10-3/11/2023) dengan menguji level Support terdekatnya pada 6.581 dan Classic Resistance di level 6.755.
Adapun sentimen yang mendorong pelemahan IHSG pada minggu depan ada beberapa hal, yaitu Growth Ekonomi AS yang naik ke 4,9% pada kuartal-III tidak sejalan dengan keinginan The Fed untuk menekan laju inflasi. Ketika perekonomian suatu negara mengalami pertumbuhan, hal itu dapat berpotensi membuat inflasi sebuah negara akan naik.
Sehingga, diperlukan langkah-langkah moneter atau fiskal untuk menekan laju inflasi tersebut.
Sentimen selanjutnya datang dari timur tengah, gejolak perseteruan antara Israel dan Hamas masih menjadi isu hangat yang mengancam perekonomian dunia.
Hal tersebut dapat dilihat dari banyak kubu yang berseteru karena tidak memihak kepada Israel dan sebaliknya. Dengan demikian, terjadilah perseteruan bisnis di banyak negara dan pemboikotan produk dan jasa di banyak negara. Dan dikhawatirkan dapat memicu penurunan pendapatan perusahaan yang disebabkan oleh pemboikotan produk dan jasa tersebut.
Datang dari Domestik, asing melakukan aksi jual pada perdagangan minggu lalu senilai Rp3,1 Trilliun. Hal ini menjadi indikasi bahwa investor asing belum optimis dalam melakukan investasi pada pasar saham Indonesia dalam jangka waktu menengah atau lebih. Aksi ini menandakan bahwa perekonomian di Indonesia belum berjalan stabil dan juga pasar sahamnya demikian.
Dari segi teknikal, IHSG masih berada dalam bearish trend nya secara minor trend dan dari indikator MACD juga tidak ada sinyal pembalikan arah trend (Goldencross). Walaupun IHSG berhasil rebound pada area Supportnya, Dikhawatirkan hal itu merupakan retest pada area Resistance untuk melanjutkan penurunan.
Di sisi lain, pergerakan arah candle masih berada di dalam garis support di level 6.578 dan resistance di level 6.828.
Industri minyak mentah pada sektor energi masih terpantau menarik dalam bullish trend nya.Serta, kenaikan harga pangan dan ternak naik dikarenakan fenomena El Nino. Sektor Energi dan Consumer menarik untuk diamati pada minggu ini, seperti MIKA, MEDC, CPIN, dan ELSA.
Kami merekomendasikan swing saham MIKA pada harga 2900, dengan TP1 di 3000, TP2 di 3060, dan SL di 2830. Kemudian masih dari Swing Trade, MEDC pada harga 1420 dengan TP 1 di 1465, TP 2 di 1500, dan SL di 1385. Serta, ada CPIN di harga 5450, dengan TP1 di 5625, TP2 di 5750 , dan SL di 5300.
Selanjutnya dari Fast Trade, yaitu ELSA di harga 446, dengan TP1 di 460, TP2 di 470 , dan SL di 434.