Trenasia

Harga Minyak Mentah Tertekan Imbas Pertemuan Negara-Negara OPEC+, Cermati Saham ICBP hingga KAYU!

Hendra Wardana in kolom 06 Juni 2025 03:53 WIB 1 min read
Minyak dan Gas

Harga minyak mentah turun hampir 6% pada hari Rabu 4 Oktober 2023 untuk aksi jual satu hari terbesar sejak September 2022. Penurunan ini terjadi setelah reli yang dimulai pada bulan Juni, yang lebih didasarkan pada manuver produksi OPEC yang dirancang untuk menciptakan ketakutan maksimum tentang kekurangan pasokan daripada permintaan yang ditopang oleh kesehatan ekonomi global. Harga minyak mentah pada akhirnya naik hampir 30% untuk kuartal ketiga.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) yang diperdagangkan di New York, untuk pengiriman November, ditutup turun $5,01, atau 5,6%, pada $84,22 per barel. Patokan minyak mentah AS mencapai level terendah satu bulan di $84,17 sebelumnya dan turun 7% pada minggu ini.

Penurunan harga minyak pada hari Rabu terjadi karena beberapa faktor. Yang paling utama adalah kekhawatiran mengenai kesehatan ekonomi global, terutama Eropa yang paling rentan dibandingkan dengan ekonomi AS yang relatif tangguh. Pendorong lain dari penurunan harga minyak mentah yang spektakuler pada hari Rabu adalah penurunan musiman dalam permintaan AS - sebuah fakta yang tampaknya hilang pada mereka yang bertaruh pada reli minyak pada kuartal terakhir untuk berlanjut tanpa batas waktu pada manipulasi dan janji-janji OPEC.

OPEC dan sekutunya pada pertemuan hari Rabu menegaskan kembali janji bersama Saudi-Rusia untuk terus mengurangi setidaknya 1,3 juta barel per hari dari produksi harian kedua negara hingga akhir tahun.

Selanjutnya, Stocknow.id memproyeksikan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada hari ini akan bergerak melemah terbatas menuju level Resistance terdekatnya pada 6.962. Adapun saham-saham yang dapat dicermati pada hari ini sebagai Swing Trade, yaitu MIKA, SSMS dan PGEO, sedangkan untuk Fast Trade ada CYBR dan KAYU.

IHSG diprediksi menguat pada hari ini karena beberapa sentimen global dan regional yang terjadi, diantaranya yaitu, mulai dari bursa global yang menunjukkan penguatan pada indeks majornya, seperti DJI menguat +0,39%, kemudian Nasdaq ditutup dengan penguatan sebesar +1,35%, serta S&P500 juga naik sebesar +0,81%.

Selanjutnya, ada beberapa sentimen yang menjadi pendorong pasar global diantaranya, yaitu imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun dari level tertingginya sejak 16 tahun. Diikuti dengan data perubahan jumlah karyawan yang masih bertumbuh 89k walaupun secara Month on Month bergerak negatif.

Tetapi, perlu dikhawatirkan akan terjadi pelemahan pada saham-saham pada industri minyak mentah karena hasil dari pertemuan organisasi OPEC+ yang menyebabkan harga Crude Oil WTI melemah hingga 5%. Hasil dari pertemuan tersebut berisi OPEC+ menghadapi tekanan dari Amerika Serikat, yang meminta kelompok tersebut untuk meningkatkan produksi minyak guna menurunkan harga minyak global yang telah mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, serta OPEC+ mengakui adanya perbedaan antara tingkat produksi minyak yang dilaporkan dan yang sebenarnya ada di pasar, karena beberapa negara tidak mematuhi kuota mereka atau tidak melaporkan data produksi dan ekspor dengan benar.

Selanjutnya, sentimen positif dari pasar regional datang dari jepang dan india yang sekarang sedang menggelontorkan dana sebesar $600 juta untuk project pengembangan low carbon emission yang diperoleh dari  India's quasi-sovereign wealth fund, the National Investment and Infrastructure Fund (NIIF), and the Japan Bank for International Cooperation (JBIC).

Walaupun Composite Index ditutup melemah hampir 1% pada perdagangan kemarin, tetapi asing mencatatkan net buy pada pasar modal Indonesia, hal ini menjadi pertanda bahwa asing masih tetap optimis pada pergerakan pasar modal Indonesia di tengah makro ekonomi yang sedang fluktuatif.

Dari sisi teknikal, pada penutupan candle kemarin (4/10), IHSG ditutup dengan menyisakan lower shadow yang cukup tinggi, mengindikasikan bahwa adanya tekanan beli yang cukup besar sehingga menyebabkan perlawanan pada penurunan IHSG kemarin. Selanjutnya, jika dibreakdown time frame 1 jam, IHSG ditutup dengan membentuk candle full white marubozu, sehingga hari ini IHSG diprediksi akan mengalami penguatan karena hal tersebut. Di lain hal, IHSG gagal menembus area Support nya pada 6855-6895. Serta, dari indikator Stochastic, IHSG kecenderungan sudah berhasil Goldencross.

Di sisi lain, pergerakan arah candle masih berada di dalam garis support di level 6.850 dan resistance di level 7.000

Stocknow.id merekomendasikan strategi trading pada saham-saham dibawah ini:

Kami merekomendasikan swing saham MIKA  pada harga 2790, dengan TP1 di 2880, TP2 di 2950, dan SL di 2720. Selanjutnya, ada ICBP di harga 11.200, dengan TP1 di 11.550, TP2 di 11.925, dan SL di 10.950. 

Kemudian dari Fast Trade, ada saham CYBR di harga 246, dengan TP1 di 254, TP2 di 262, dan SL di 240. Masih dari Fast Trade ada saham KAYU di harga 374, dengan TP1 di 382, TP2 di 392, dan SL di 366.

More Kolom


KOLOM TERKAIT