Trenasia

IHSG Berpotensi Melemah Imbas FOMC Meeting Minutes, Intip Strategi Trading Saham BSDE hingga MAHA!

Hendra Wardana in kolom 06 Juni 2025 03:42 WIB 1 min read
Karyawan melintas di depan layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Senin, 9 Mei 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia

Menurut pertemuan Fed untuk bulan September yang dirilis pada hari Rabu (11/10/2023), sebagian besar pembuat kebijakan bank sentral AS sepakat bahwa kenaikan suku bunga Federal Fund satu kali lagi akan “tepat”, dan menekankan pentingnya menjaga suku bunga tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama karena inflasi masih melebihi target 2% yang ditetapkan oleh The Fed.

“Sebagian besar peserta berpendapat bahwa kenaikan target suku bunga Federal Fund satu kali lagi pada pertemuan berikutnya kemungkinan akan tepat, sementara beberapa peserta berpendapat bahwa tidak perlu ada kenaikan lebih lanjut,” demikian bunyi risalah The Fed.

Pada pertemuan tersebut, Fed memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga, dan para anggotanya menguatkan rencana untuk mempertahankan suku bunga pada level yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya setelah mempertahankan proyeksi kenaikan suku bunga tahun ini dan mengurangi jumlah penurunan suku bunga yang diantisipasi pada tahun 2024 menjadi dua kali saja dari empat kali sebelumnya.

Dalam sebuah tanda bahwa the Fed sudah mendekati akhir dari kenaikan suku bunga, beberapa anggota menyarankan agar fokus beralih dari kenaikan suku bunga ke berapa lama suku bunga harus dipertahankan pada tingkat yang ketat.

Beberapa peserta menyarankan bahwa suku bunga dana federal saat ini yang disesuaikan dengan inflasi - dapat menjadi ukuran yang berguna untuk mengukur sikap kebijakan moneter dari waktu ke waktu.

Selanjutnya, Stocknow.id memproyeksikan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada hari ini (12/10/2023) akan bergerak melemah terbatas dengan menguji level Psikolgis Supportnya pada 6.900. Adapun saham-saham yang dapat dicermati pada hari ini sebagai Swing Trade, yaitu BSDE (Spec Buy) dan DRMA (Maintain Hold), sedangkan untuk Fast Trade ada MAHA dan ACST.

IHSG diprediksi melemah pada hari ini (12/10/2023) karena beberapa sentimen global dan regional yang terjadi, diantaranya yaitu, walaupun bursa global yang serempak menunjukkan penguatan pada indeks majornya pada perdagangan Rabu (11/10/2023) lalu, seperti DJI menguat +0,19%, kemudian Nasdaq ditutup menguat sebesar +0,71%, serta S&P500 juga naik sebesar +0,43%.

Tetapi di saat yang sama, hasil dari FOMC Meeting Minutes menujukkan bahwa The Fed tetap optimis dalam menaikkan suku bunga nya dan juga harus mulai berfikir sampai kapan suku bunga akan tetap menjadi agresif. Hal tersebut menjadi sinyal negatif bagi para pemangku kebijakan di negara-negara berkembang saat ini karena akan dihadapkan dengan kemungkinan adanya Capital Outflow yang cukup besar menjelang akhir tahun 2023 ini.

Selanjutnya, dikutip dari portal berita Investing.com, menyatakan bahwa konsensus untuk tingkat inflasi inti AS secara bulanan dan inflasi umum untuk bulan september masih belum ada pergerakan yang signifikan. Hal ini menandakan bahwa tidak ada efek yang cukup masif dari kenaikan suku bunga pada beberapa bulan terakhir. Hal ini cukup menjadi sebuah concern bagi regulator seperti The Fed.

Di sisi lain, mayoritas komoditas inti global ditutup melemah seperti Crude Oil turun -3,20%, lalu ada nickel juga turun -1,32%, dan juga ada Newcastle Coal yang melemah sebesar -0,28%.

Dari segi teknikal, IHSG ditutup menguat pada perdagangan kemarin (11/10/2023) dengan menyisakan Upper Shadow yang cukup dalam dan jika dibedah pada time frame 1 jam, IHSG ditutup dengan membentuk candle bearish Marubozu. Hal itu mengindikasikan bahwa terjadi tekanan jual yang cukup tinggi pada IHSG di sesi II perdagangan. 

Hal serupa juga terjadi pada hari-hari sebelumnya.
Di sisi lain, pergerakan arah candle masih berada di dalam garis support di level 6.875 dan resistance di level 7.000.

Stocknow.id merekomendasikan strategi trading pada saham-saham dibawah ini:

Kami merekomendasikan swing saham BSDE (Spec Buy) pada harga 1085, dengan TP1 di 1120, TP2 di 1145, dan SL di 1060. Selanjutnya, ada DRMA (Maintain Hold) di harga 1460, dengan TP1 di 1470, TP2 di 1510, dan SL di 1420. 

Kemudian dari Fast Trade, ada saham MAHA di harga 226, dengan TP1 di 234, TP2 di 240, dan SL di 220. Masih dari Fast Trade ada saham ACST di harga 204, dengan TP1 di 212, TP2 di 218, dan SL di 199.
 

Topics:

More Kolom


KOLOM TERKAIT