Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan periode 13 - 17 November 2023 bergerak pada rentang harga 6.857 - 6.985 atau menguat sebesar +2,47% (wtd) dan ditutup pada level 6.977 atau menguat sebesar +0,28% (dtd) pada perdagangan hari jumat (17/11/2023) dibandingkan penutupan pada hari sebelumnya.
Terdapat sembilan sektor yang menjadi pendorong IHSG pada minggu ini, sementara dua sektor lainnya mengalami pelemahan.
Sektor Infrastructure menjadi pendongkrak terbesar dalam penguatan level IHSG minggu ini sebesar +9,42%. Selanjutnya ada, sektor Technology dan Basic Material yang menguat masing-masing sebesar +2,74% dan +2,68%.
Kemudian, pada sektor Finance dan Cyclical yang masing-masing melonjak sebesar +2,20% dan +2,10%. Di susul oleh sektor Property dan Transportasi yang naik sebesar +1,63% dan +1,37%. Serta, pada sektor Healthcare dan Energy yang menguat masing-masing +1,02% dan +0,79%.
Disisi lain, terdapat sektor Non-Cyclical dan Industry yang menjadi pemberat dalam penguatan IHSG pada minggu lalu yang turun masing-masing sebesar -0,48% dan -0,11%.
Adapun, Total Volume transaksi yang diperdagangkan di bursa pada minggu lalu (13-17/11/2023) mencapai 89,7 miliar lembar saham dengan total nilai transaksi yang diperoleh sebesar Rp43,2 triliun. Dengan instrumen yang diperdagangkan, yaitu Stock, Warrant, Structured Warrant, ETFs, dan REITs.
Asing melakukan aksi jual atau Net Foreign Buy sebesar Rp708 milliar dengan saham-saham yang diakumulasi asing antara lain BBCA Rp517 M, AMMN Rp305 M, dan BMRI Rp286 M. Sementara itu, asing juga melakukan aksi distribusi pada saham-saham berikut GOTO -Rp208 M, FILM -Rp152 M, dan BBNI -Rp109 M.
Selanjutnya saham-saham yang menjadi Top Gainers by Value pada perdagangan minggu lalu ada HELI +169,05%, PTSP +142,44%, dan NATO +94,12%. Disisi lain, saham yang menjadi Top Losers by Value, yaitu MENN -37,04%, LAPD -34,62%, dan JATI -23,08%.
Pada perdagangan minggu ini, Sentimen yang mempengaruhi pergerakan pasar Domestik adalah Surplus perdagangan Indonesia turun menjadi USD 3,48 miliar pada Oktober 2023 dari USD 5,59 miliar pada bulan yang sama di tahun 2022, dibandingkan dengan perkiraan surplus USD 3,0 miliar, karena ekspor turun lebih banyak daripada impor.
Dari sisi Regional, pada minggu ini, Produksi industri China meningkat 4,6% YoY pada Oktober 2023, mengikuti kenaikan serupa dalam dua bulan sebelumnya dan sedikit mengalahkan perkiraan pasar sebesar 4,4%. Kemudian, Penjualan ritel China melonjak 7,6% YoY pada Oktober 2023, meningkat dari kenaikan 5,5% pada bulan sebelumnya dan melampaui ekspektasi pasar sebesar 7,0%.
Kemudian, dari sentimen Global, Data ekonomi Amerika Serikat yang dirilis pada minggu ini (13 - 17/11/2023) menunjukkan beberapa sinyal. Tingkat inflasi tahunan di AS melambat menjadi 3,2% pada Oktober 2023 dari 3,7% di bulan September dan Agustus, dan di bawah perkiraan pasar sebesar 3,3%. Kemudian, Penjualan ritel di Amerika Serikat turun 0,1% bulan ke bulan pada Oktober 2023, mengakhiri kenaikan beruntun selama enam bulan dan dibandingkan dengan konsensus pasar yang memperkirakan penurunan sebesar 0,3%.
Kami memproyeksikan IHSG akan bergerak dengan kecenderungan menguat terbatas pada minggu depan (20-24/11/2023) dengan menguji level Resistance terdekatnya pada 7.055 dan Supportnya di level 6.853. Adapun sentimen yang mendorong penguatan IHSG pada minggu depan ada beberapa hal, yaitu klaim pengangguran Amerika Serikat yang terus mengalami kenaikan selama bulan november mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan di AS sedang melakukan efisiensi manajemen, tetapi jika kita lihat lebih jauh lagi dari segi makro, ini adalah hal yang seharusnya dibutuhkan oleh AS untuk menekan laju inflasi ke depannya.
Sentimen selanjutnya, data suku bunga Indonesia yang akan dirilis pada 23 November mendatang diproyeksikan akan tetap pada level 6% dan hal ini tentu saja menjadi fokus bagi para investor loka dan asing dalam menentukan tindakan inevestasi mereka kedepannya. Dengan tingkat suku bunga yang masih tinggi di level 6%, dapat memicu para investor institusi ataupun foreign beralih ke instrumen deposito ataupun obligasi yang menawarkan return yang tinggi dengan risiko rendah.
Datang dari Regional China, Biden mencapai kesepakatan dengan China untuk menutup bahan bakar fosil. Kesepakatan Presiden Biden dengan China minggu ini untuk menghentikan produksi bahan bakar fosil dan beralih ke energi ramah lingkungan. Departemen Luar Negeri AS mengumumkan minggu ini bahwa mereka telah mencapai kesepakatan dengan rekan-rekannya dari Tiongkok yang berjanji untuk "mempercepat substitusi pembangkit listrik tenaga batu bara, minyak dan gas" dengan sumber-sumber energi ramah lingkungan seperti tenaga angin dan tenaga surya.
Dari segi teknikal, Candle IHSG membentuk Bullish Marubozu pada minggu lalu (13-17/11/2023) yang menandakan bahwa para buyer mendominasi pasar dan secara tidak langsung menandakan bahwa pasar saham Indonesia kembali menarik di mata para investor terlebih pada bulan Oktober lalu, IHSG mengalami pelemahan yang cukup dalam. Di sisi lain, indikator Stochastic bergerak Bullish menuju area Overboughtnya.
Adapun Stocknow.id merekomendasikan beberapa saham dibawah ini:
Kami merekomendasikan swing saham BRIS pada harga 1605, dengan TP1 di 1655, TP2 di 1710, dan SL di 1560. Kemudian masih dari Swing Trade, NKCL pada harga 1085 dengan TP1 di 1120, TP2 di 1140, dan SL di 1055. Terakhir, ada TOWR pada harga 980 dengan TP1 di 1010, TP2 di 1030, dan SL di 955.
Selanjutnya dari Fast Trade, yaitu PNLF di harga 270, dengan TP1 di 278, TP2 di 282 , dan SL di 262.